Artikel Terbaru

๐Ÿ”ฅ Dari Blog yang Hilang ke Jawaban yang Pulang: Aku & Copilot

๐Ÿ”ฅ  Dari Blog yang Hilang ke Jawaban yang Pulang: Aku & Copilot ๐Ÿค  Ketika AI Menjadi Tangan Kanan Seorang PNS Visual Kreator ๐Ÿง   Refleksi Seorang PNS Visual Kreator di Era Kecerdasan Buatan. “Dulu saya kehilangan blog karena ketidaktahuan. Kini, saya menemukan kembali arah kreatif saya, dibantu oleh tangan kanan digital yang tidak pernah lelah menjawab: Copilot .” Gambar Ilustrasi Kolaborasi PNS dan AI Copilot Karakter YSS dan Gadis Copilot serta seluruh objek pada gambar ini dibuat oleh  ide kreatif dan imajinatif  YSS dengan bantuan  Microsoft AI Technology   menggunakan command prompt untuk Copilot. Hak Cipta  © YSS.LLC | Copilot-assisted creation. Sebagai lulusan S1 Ilmu Komunikasi , menulis dan desain grafis adalah dua dunia yang selalu lekat dalam hidup saya. Mulai dari membuat desain cover majalah sederhana hingga baligho untuk kegiatan kantor, kreativitas visual selalu menjadi pelarian saya di tengah rutinitas. Namun ada satu hal yang...

Berapa Partisi Ideal untuk Install Linux? Ini Jawabannya!

Berapa Partisi Ideal untuk Install Linux? Ini Jawabannya!

Saat akan menginstal sistem operasi Linux, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, diantaranya adalah jumlah partisi yang dibutuhkan oleh sistem operasi Linux supaya bisa berjalan dengan lancar. Jumlah partisi tergantung pada kebutuhan dan preferensi pengguna dan ada yang bersifat wajib maupun tidak wajib. Namun, secara umum, ada beberapa partisi utama yang biasanya digunakan, diantaranya adalah:

Kebutuhan Partisi untuk Install Linux

  • Root (/) – Partisi utama tempat sistem operasi Linux dan aplikasinya terinstal (mirip seperti drive C Windows dan Program Files pada sistem operasi Windows). Untuk ukuran partisinya, biasanya direkomendasikan minimal 20-30 GB, tergantung pada Distribusi Linux dan aplikasi yang akan digunakan.

Saya pribadi menggunakan Distribusi Linux Ubuntu 25.04, jadi kapasitas partisi untuk Root (/) saya alokasikan sebesar 150GB supaya lebih leluasa menginstal banyak aplikasi dan cukup untuk update sistem yang diberikan Ubuntu secara berkala.

  • Swap – Digunakan sebagai ruang swap jika RAM penuh. Besarnya tergantung pada kapasitas RAM:

    1. Jika RAM < 4 GB, swap = 2x RAM. 
    2. Jika RAM 4 - 8 GB, swap = 1x RAM. 
    3. Jika RAM > 8 GB, swap bisa lebih kecil atau bahkan tidak diperlukan.  

Pada kasus Saya, untuk Swap dialokasikan sebesar 8GB, karena PC/AIO yang Saya gunakan hanya memiliki 4 GB RAM fisik, jadi supaya aman saya kalikan 2 (dua). Contoh: 4 GB x 2 = 8GB. atau bisa juga cukup menambah Swap seukuran RAM fisiknya sebesar 4 GB.

  • Home (/home) – Menyimpan data pengguna seperti dokumen, gambar, dan konfigurasi. Ukurannya bisa bervariasi tergantung kebutuhan. Kegunaan partisi ini adalah supaya dokumen pekerjaan yang kita simpan tidak akan hilang/terhapus saat sistem operasi tidak berjalan normal dan butuh perbaikan atau bahkan harus instal ulang.

    Tapi ada juga yang tidak mau menambah partisi Home (/home), cukup partisi Root (/) saja. Bagi Saya, partisi Home (/home) ini wajib, terutama buat yang akan menjadikan Linux sebagai sistem operasi utama/tunggal tanpa dual boot dengan sistem operasi Windows misalnya. Untuk besaran partisi Home (/home) saya alokasikan sebesar 100 Gb.

  • Boot (/boot) (opsional) – Digunakan untuk menyimpan boot loader dan kernel Linux, biasanya sekitar 500MB - 1GB. Besaran partisi Boot (/boot) yang saya alokasikan sebesar 1 GB, biar lebih safety aja.
  • EFI (/efi) atau (/boot/efi) – Jika menggunakan UEFI, diperlukan partisi EFI berformat FAT32, sekitar 100-500 MB. Untuk partisi ini, Saya pribadi mengalokasikan sebesar 1 GB, dan lagi-lagi buat jaga-jaga aja.

Jika hanya ingin instalasi sederhana, cukup gunakan Root dan Swap. Tapi jika ingin lebih terstruktur, bisa tambahkan Home, Boot, dan EFI, tergantung seberapa besar harddisk yang kalian miliki. Saya sendiri lebih prefer mempersiapkan partisi secara lengkap. 

Semoga artikel ini ada manfaatnya sekaligus sebagai referensi jika kalian sedang berencana menginstal Distribusi Linux sebagai sistem operasi utama/dual boot sebagai secondary OS.

Like dan share artikel ini ke semua media sosial kalian jika dirasa bermanfaat. Follow juga laman Blog ini agar tidak ketinggalan artikel terbaru dari yossysetiawansobandi.blogspot.com dan kunjungi juga blvckkarko.blogspot.com jika kalian tertarik informasi seputar otomotif. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Adios permios.

Sumber: Microsoft Copilot sebagai referensi

Comments