Artikel Terbaru

🦐 Terasi Udang ABC: Rasa yang Menyelamatkan di Tengah Keterbatasan

🦐 Terasi Udang ABC: Rasa yang Menyelamatkan di Tengah Keterbatasan Gambar Ilustrasi Terasi Udang ABC. Seluruh objek pada gambar ini bisa saja tidak akurat dan tidak mewakilo produk asli. D buat oleh  ide kreatif dan imajinatif   YSS dengan bantuan  Microsoft AI Technology   menggunakan command prompt untuk  Copilot .  Hak Cipta   © 2025  YSS.LLC  | Copilot-assisted creation. 🍛 Dari Laut ke Dapur: Proses yang Sarat Makna Terasi udang dihasilkan melalui fermentasi udang kecil ( rebon ) yang dikeringkan, digiling, dan dipadatkan menjadi blok atau butiran. Proses ini bukan hanya soal teknik, tetapi juga soal intuisi lokal yang membentuk karakter rasa yang khas —gurih, tajam, dan beraroma kuat. Kini, terasi hadir dalam kemasan modern yang praktis dan higienis, memudahkan penggunaannya di dapur rumah tangga maupun industri kuliner. Bentuk kemasan yang padat dan ergonomis juga menjaga kualitas produk lebih lama. 🍚 Fungsi Kuliner dan Nilai Gizi T...

Tampilan Desktop Linux Mint 22.1 "Xia" Membosankan? Coba Distro Linux Ini, Dijamin Betah!!

Tampilan Desktop Linux Mint 22.1 "Xia" Membosankan? Coba Distro Linux Ini, Dijamin Betah!!

Tampilan Antar Muka Ubuntu 25.04 "Plucky Puffin"

Pada artikel sebelumnya, saya sudah pernah membahas kalau Windows 10 adalah OS paling banyak gunakan di seluruh dunia, namun nama besarnya sebentar lagi akan redup dan akhirnya meningsoy. Hingga artikel ini terbit, usia Windows 10 kurang lebih tinggal 5 bulanan lagi. Saat ini untuk keseharian, saya menggunakan OS Linux Mint terbaru dengan nama kode Xia. Kenapa saya memilih distro ini? karena Desktop Environmentnya mirip dengan Windows, sehingga ketika berpindah OS, kita tidak terlalu dipusingkan harus belajar lagi karena kemiripannya ini. 

Namun, seiring waktu, tampilan Linux Mint terasa membosankan, gitu-gitu aja (pendapat pribadi). Mungkin temen-temen juga merasakan kalau tampilan Linux Mint yang mirip Windows ini memang membosankan. Maka dari itu saya mengeksplor banyak distro Linux dan akhirnya pilihan jatuh kepada Ubuntu 25.04, yang diberi nama kode “Plucky Puffin”.

Tampilan Aplikasi Launcher Ubuntu 25.04 "Plucky Puffin"

Kenapa Ubuntu? menurut saya pribadi, yang pertama karena Ubuntu termasuk Distro terlama yang pernah lahir dan komunitasnya juga banyak dan solid, sehingga OS Ubuntu bisa dibilang sudah semakin stabil dan matang hingga saat ini. Meskipun posisi Ubuntu di distrowatch.com tidak sebaik Linux Mint, tapi menurut saya, Ubuntu memiliki tampilan yang cukup unik dan terbilang mudah digunakan. Mungkin untuk pengguna Windows yang migrasi ke Ubuntu butuh waktu seharian untuk penyesuaian namun menyenangkan.

Kekurangan dari Ubuntu ini menurut saya mungkin agak sedikit rakus akan hardware (mirip Windows 11) tapi engga rakus-rakus amat koq. Kudu dimaklumi, karena Ubuntu banyak menggunakan animasi yang menurut saya sangat enak dilihat. Saya menggunakan All In One yang agak kentang tapi masih bisa menikmati animasi pada tampilan antar muka Ubuntu ini.

Tampilan Switching Desktop dan Aplikasi Ubuntu 25.04 "Plucky Puffin"

Kedepannya, saya akan coba Ubuntu ini sebagai daily driver agar bisa menemani keseharian dan juga kerjaan kantor, semoga bisa cocok. Buat temen-temen yang mau coba Ubuntu "Plucky Puffin" ini saya tunggu pengalamannya di kolom komentar ya.

Link Download : Ubuntu

Semoga bermanfaat :) 

Like dan share artikel ini ke semua media sosial kalian jika dirasa bermanfaat. Follow juga laman Blog ini agar tidak ketinggalan artikel terbaru dari yossysetiawansobandi.blogspot.com dan kunjungi juga blvckkarko.blogspot.com jika kalian tertarik informasi seputar otomotif. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Adios permios.

 
 
 
 
Ubuntu 25.04 "Plucky Puffin"