Oktober 2023, saya harus merelakan laptop harian saya berpindah tangan ke anak perempuan saya demi menunjang tugas-tugas sekolahnya. Maka mulailah saya bergantung pada AIO kantor—komputer besar yang tak bisa dibawa kemana-mana. Rasanya kaku. Terikat. Fleksibilitas kerja yang saya dambakan pun menguap.
Dengan budget terbatas, saya mulai mencari laptop second yang compact, tangguh, dan mudah di-upgrade. Sampai suatu malam, sambil scrolling TikTok, saya melihat sebuah toko laptop sedang livestream. Lokasinya di Bandung, tidak terlalu jauh. Usai sesi tanya jawab di kolom komentar, saya memutuskan untuk datang langsung. Saya hanya membawa harapan dan dana 2,5 juta—semoga cukup.
Sesampainya di toko, pandangan saya langsung tertuju pada satu unit di etalase: Lenovo ThinkPad X230. Walau ada sedikit goresan halus di bodi, layar dan keyboard-nya mulus. Setelah nego santai, akhirnya saya membawanya pulang dengan spesifikasi HDD 256GB dan RAM 8GB. Harganya? Hanya 1,9 juta! Bonusnya mouse ala kadarnya dan tas laptop tipis—lumayanlah.
Kesan Pertama: Biasa Tapi Bikin Penasaran
 |
Ilustrasi oleh YSS bersama Microsoft Copilot
Hak Cipta © YSS.LLC | Dibuat untuk artikel ThinkPad X230 |
X230 ini compact tapi lumayan tebal. Untungnya, keyboard ThinkPad selalu punya feel yang khas dan empuk. Layar 1366px memang kurang nyaman untuk mata saya yang sensitif, tapi cukup terbaca. Mengingat harganya dan reputasinya, saya merasa ini pembelian yang cukup worth it.
Lalu saya mulai riset. Nonton tutorial, baca review, dan akhirnya berani bongkar sendiri daleman si X230. Cuma dengan obeng kecil, saya bisa upgrade HDD ke SSD, pasang secondary HDD, dan bahkan utak-atik RAM yang punya dua slot. Gampang dan menyenangkan. Laptop jadul kok fleksibel, rasanya kayak buka mainan lama tapi isinya masih berguna banget.
Upgrade dan Transformasi: Dari Jadul ke “Wuzz Wuzz”
Setelah beberapa bulan, tabungan saya cukup untuk upgrade. Saya beli SSD 512GB dan RAM 16GB (2x8GB DDR3). Barang datang, saya pasang sendiri—dan saat tombol power ditekan... Wuzz Wuzz! Sistem berjalan dengan Windows 11 Pro 21H2. Performa mulus, responsif, dan stabil. Laptop ini resmi jadi senjata harian saya.
Dari sekadar mengetik dokumen, edit desain di Adobe dan Corel, hingga main Age of Empires 2 buat nostalgia masa kecil—X230 mampu menghandle semuanya. Bukan cuma alat kerja, tapi jadi teman yang bisa diandalkan.
Babak Baru: Dari Thinkblack ke Tangan si Bungsu
Setelah hampir setahun menjadi laptop harian, ThinkPad X230—yang saya beri nama "Thinkblack"—harus pindah tangan sementara. Anak bungsu saya yang PC-nya sedang bermasalah membutuhkannya, dan saya, seperti sebelumnya, kembali mengalah.
Perjuangan mengumpulkan dana pun berulang, hingga akhirnya saya berhasil mendapatkan Panasonic CF-MX5 sebagai pengganti. (Sudah saya bahas lebih lengkap di artikel sebelumnya—Panasonic CF-MX5: Laptop Hybrid Ringan, Tahan Banting, dan Multifungsi.)
Thinkblack sendiri tetap menunjukkan ketangguhan, meski kini berada di tangan seorang anak yang belum sepenuhnya paham cara merawat perangkat portable. Charger yang selalu tersambung saat bermain game membuat baterai pelan-pelan menyerah. Hingga akhirnya, laptop itu pun tak bisa lagi menyala.
Setelah saya selidiki, ada tiga kemungkinan penyebabnya:
- Baterai yang sudah tidak mampu lagi menyimpan daya.
- Kemungkinan IC Power rusak—masih berupa dugaan awal.
- Charger mengeluarkan suara aneh saat digunakan.
Thinkblack kini terbungkus rapi dan tersimpan di sudut lemari, menunggu waktu dan rezeki untuk diperbaiki. Saya yakin, kalau sudah saatnya, dia akan menyala lagi. Dan ketika itu terjadi, kami akan kembali menulis dan berkarya bersama—saya, Thinkblack, dan Copilot.
๐ Catatan Teknis (Diagnosis & Dugaan Kerusakan ThinkPad X230)
Setelah ThinkPad X230 tak lagi menyala, berikut adalah beberapa indikasi awal dan kemungkinan penyebab kerusakan yang bisa jadi referensi pembaca:
๐ก Gejala
- Laptop tidak menyala sama sekali saat ditekan tombol power.
- Charger mengeluarkan suara mendesis atau bergetar kecil.
- Tidak ada tanda-tanda kehidupan (lampu indikator, fan berputar, dll).
๐ Dugaan Sumber Masalah
- Baterai Melemah / Rusak
- Anak-anak sering memakai sambil charging terus-menerus, membuat siklus baterai habis lebih cepat.
- Solusi: Coba nyalakan laptop langsung tanpa baterai, hanya dengan adaptor.
- Estimasi biaya ganti baterai third-party: sekitar Rp300.000 – Rp500.000.
- Charger Bermasalah
- Bunyi aneh bisa menunjukkan adaptor mengalami overheat atau arus tidak stabil.
- Solusi: Coba ganti charger dengan adaptor ori Lenovo (65W/90W).
- Harga charger baru: Rp150.000 – Rp300.000 (tergantung kualitas).
- IC Power / Mainboard Rusak
- Kemungkinan terburuk jika tidak ada respon sama sekali.
- Butuh teknisi berpengalaman untuk pemeriksaan menyeluruh.
- Estimasi servis + penggantian komponen: Rp400.000 – Rp1.000.000 tergantung kerusakan dan suku cadang.
๐ง Rekomendasi Awal
- Lakukan diagnosis bertahap: mulai dari coba tanpa baterai, cek charger, baru servis.
- Cari bengkel laptop yang familiar dengan seri ThinkPad lawas agar penanganan tepat dan tidak asal ganti.
- Pertimbangkan untuk backup data HDD/SSD sebelum proses perbaikan, bila memungkinkan.
Penutup: Yang Lama Belum Tentu Usang
ThinkPad X230 bukan cuma laptop jadul. Ia simbol fleksibilitas, daya tahan, dan kenikmatan otak-atik teknologi. Di era gadget mewah dan instan, X230 mengingatkan saya bahwa kadang, barang second yang diberi kesempatan kedua bisa memberi pengalaman yang jauh lebih personal dan bermakna.
 |
Ilustrasi oleh YSS bersama Microsoft Copilot Hak Cipta © YSS.LLC | Dibuat untuk artikel ThinkPad X230
|
Jika artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk like dan share ke media sosial kalian. Follow blog ini agar tak ketinggalan update terbaru dari yossysetiawansobandi.blogspot.com. Kalau kalian suka dunia otomotif, mampir juga ke blvckkarko.blogspot.com untuk cerita dan inspirasi seputar modifikasi.