๐ฑ Samsung Galaxy A32 4G 6/128GB: Tersimpan Lama di Laci, Kini Kembali Jadi Partner Kerja
Awalnya, ponsel ini hanyalah unit lawas yang tersimpan lama di laci meja kerja. Tapi Galaxy A32 punya cerita sendiri—spesifikasi yang tak lekang oleh waktu, dengan layar Super AMOLED 90Hz, kamera 64MP yang masih mumpuni untuk dokumentasi kerja, dan performa Helio G80 yang cukup irit untuk kebutuhan harian.
Samsung Galaxy A32 4G pertama kali dirilis secara global pada 25 Februari 2021, sebagai penerus langsung dari Galaxy A31 yang hadir pada Juni 2020. Dibanding pendahulunya, A32 membawa peningkatan signifikan di sektor layar—dari Super AMOLED biasa menjadi Super AMOLED 90Hz—serta kamera utama yang naik dari 48MP ke 64MP. Chipset-nya juga berganti dari Helio P65 ke Helio G80, yang lebih efisien untuk multitasking ringan. Sedangkan versi 5G-nya menggunakan chipset Dimensity 720.
Setahun kemudian, Samsung merilis Galaxy A33 5G pada April 2022, sebagai penerus A32. A33 hadir dengan chipset Exynos 1280, kamera utama 48MP dengan OIS, dan fitur tahan air IP67. Meski lebih modern, A33 menghilangkan jack audio 3.5mm dan menggunakan SIM hybrid, berbeda dari A32 yang masih mempertahankan slot microSD terdedikasi dan jack audio.
Dengan posisi ini, Galaxy A32 menjadi titik transisi antara desain klasik Galaxy A dan era baru yang lebih minimalis dan tahan air. Ia tetap relevan untuk pengguna yang mengutamakan layar berkualitas, kamera tajam, dan fleksibilitas penyimpanan.
Saya membeli unit ini dalam kondisi second, sekitar Rp2.500.000, ketika sedang mencari smartphone yang terjangkau namun tetap bisa mendukung kegiatan komunikasi harian dan dokumentasi pekerjaan. Pilihan saya jatuh pada Samsung Galaxy A32 varian 6/128GB, dengan warna yang langsung menarik perhatian: Awesome Violet.
Warna ini tidak hanya estetis, tapi juga terasa “punya karakter.” Bodi perangkat memang sudah terdapat baret ringan, namun justru itu menjadi bagian dari narasi—bahwa benda ini pernah menjalani tugasnya sebelum akhirnya saya warisi.
⚙️ Galaxy A32: Partner Kerja yang Pernah Diandalkan
Saat masih berfungsi normal, Galaxy A32 menjadi partner kerja yang cukup bisa diandalkan. Layarnya yang Super AMOLED 90Hz memberi pengalaman navigasi yang halus, terutama saat menjelajahi menu setting dan aplikasi. Chipset Helio G80 memang bukan yang tercepat, tapi cukup kompromistis untuk aplikasi harian seperti WhatsApp, TikTok, Chrome, dan Genius Scan yang rutin saya gunakan. Kameranya berkekuatan 64MP terasa tajam dan jujur, cukup untuk dokumentasi pekerjaan di lapangan maupun pemindaian arsip visual.
Untuk hiburan ringan, saya masih bisa memainkan Mobile Legends dengan pengaturan grafis rendah tanpa drama berarti. A32 juga nyaman dipakai untuk sosial media, edit bahkan render video foto ringan, dan tipis-tipis. Speaker tunggalnya memang tidak memberikan efek stereo, tetapi tetap cukup jernih untuk mendengarkan briefing audio atau lagu-lagu kenangan yang menemani waktu kerja. Pengisian daya bukan yang tercepat, tapi tidak membuat saya tergesa—karena ritme kerja saya sendiri lebih ke arah kontemplatif daripada serba instan.
๐ฐ️ Masa Pewarisan: Awal Kerusakan
Saya sempat mewariskan HP ini ke anak pertama (teteh). Di masa itu, belum ada rasa tanggung jawab penuh terhadap gadget. Penyimpanan internal dibiarkan penuh, dan kebiasaan menyimpan HP di saku belakang jeans membuat perangkat kerap tergencet. Dari kronologi yang disampaikan anak Saya, menyebutkan bahwa freeze pertama terjadi saat memori sudah sangat padat.
Saya sempat mencoba reset paksa dan beberapa upaya pemulihan, tapi layar mulai menunjukkan gejala serius: berkedip, lalu benar-benar mati. Mesin masih hidup—getaran terasa, notifikasi masuk—menandakan bahwa kerusakan ada di bagian layar. Diagnosis saya: layar mati, mesin aman.
Solusi realistisnya? Cari LCD pengganti yang sesuainya tetap layak. kantong, tapi kualitas Budget di angka 200 ribuan jadi target pribadi yang masuk akal.
๐ Tanda-Tanda Kehidupan Masih Terlihat
Di balik layar yang menggelap, saya masih bisa merasakan denyut kehidupan dari perangkat ini. Saat tombol power ditekan, muncul getaran halus—seolah A32 masih berusaha menyapa. Notifikasi masuk, nada dering berbunyi… tapi layar tetap tak merespon. Mesin kemungkinan besar masih sehat.
Saya tidak menuntut komponen asli—cukup yang layak untuk memulihkan fungsinya sebagai partner kerja. Yang penting, tampilan kembali hidup, respons sentuhan stabil, dan tidak bikin frustasi saat mengetik atau menggeser dokumen.
๐ญ Menanti Kabar Baik
Beruntung, ada rekan kantor yang paham soal bongkar-pasang komponen. Unit saya titipkan untuk proses restorasi layar. Sekarang saya masih menanti kabar baik—semoga A32 benar-benar pulih dan kembali duduk manis di meja kerja. Jadi partner yang siap bantu urusan foto dokumen, scan laporan, komunikasi, dan hiburan ringan.
Kalau layar barunya stabil dan sentuhannya responsif, saya nggak minta lebih: cukup konsisten, nyaman dipakai, dan tetap jadi saksi perjalanan kerja seperti dulu.
Beruntung, ada rekan kantor yang paham soal bongkar-pasang komponen. Unit saya titipkan untuk proses restorasi layar. Sekarang saya masih menanti kabar baik—semoga A32 benar-benar pulih dan kembali duduk manis di meja kerja. Jadi partner yang siap bantu urusan foto dokumen, scan laporan, komunikasi, dan hiburan ringan. Kalau layar barunya stabil dan sentuhannya responsif, saya nggak minta lebih: cukup konsisten, nyaman dipakai, dan tetap jadi saksi perjalanan kerja seperti dulu.
๐ง Update Artikel Pasca Perbaikan (11/08/2025, 06:20 WIB): Galaxy A32 Kembali Aktif
Setelah melewati masa tunggu dan proses restorasi, Samsung Galaxy A32 4G Awesome Violet akhirnya kembali aktif. Perangkat yang sempat terdiam kini menyala kembali, membawa harapan baru dalam ritme kerja harian.
๐ธ Rincian Biaya Restorasi
- Harga LCD pengganti: Rp176.000
- Ongkos pasang: Rp24.000
- Total biaya: Rp200.000
Biaya yang sangat terjangkau untuk perangkat yang memiliki nilai fungsional dan emosional tinggi. Rekan teknisi menyampaikan bahwa baterai masih dalam kondisi prima, sehingga tidak perlu dilakukan penggantian.
๐ง Proses Pemasangan
Pemasangan LCD berjalan lancar tanpa kendala berarti. Menurut pengalaman rekan saya, struktur perangkat Samsung relatif lebih mudah ditangani dibanding beberapa merek lain. Ini membuat proses restorasi berlangsung cepat dan efisien.
⚠️ Konsekuensi & Performa
Satu hal yang harus dikorbankan adalah sensor fingerprint, yang tidak lagi berfungsi karena keterbatasan LCD pengganti. Namun, responsivitas layar sentuh tetap optimal, cukup nyaman untuk navigasi dan aktivitas harian.
๐ฑ Kembali ke Meja Kerja
Kini Galaxy A32 kembali duduk di meja kerja, siap menjalankan peran sebagai alat dokumentasi, pemindai, dan partner produktivitas. Dari perangkat yang sempat redup, ia kembali menjadi bagian penting dalam ekosistem kerja saya.
Terima kasih sudah membaca—sampai jumpa di artikel selanjutnya. Salam sehat dan jaga kewarasan kalian untuk lebih memanusiakan manusia! Adios permios.